“Heyho.. Balik lagi sampe sisa beberapa menit kedepan sama gue Alissa Galliamova di 4848fm, sebelumnya kita dengerin dulu nih lagu dari Ten 2 Five, You.”
Terlihat seorang gadis cantik, mengenakan cardigans berwarna merah. Ia memakai headphone di sebuah ruang siaran, disampingnya ada mixer audio dan tepat didepannya ada sebuah monitor berisikan list lagu. Diruangan itu, gadis itu sendiri. Ada dua kursi yang kosong. Disampingnya ada pintu, dan ada seorang pria, sambil membawa fotokopi dan masuk.
“Mba Mova, ini skrip segment selanjutnya.” Ucap pria itu.
“Oh, makasih ya. Kamu baru ya disini?” Tanya Mova.
“Iya, Mba. Mari.” Ucap pria itu.
Setelah pria itu keluar, Mova mengambil handphone di tasnya.
“Kamu dimana?” Tanya Mova di telepon.
“Kampus.” Jawab dari telepon, terdengar suara lelaki.
“Jemput aku dong, bisa?” Tanya Mova.
“Gak bisa, aku sibuk.”
“Kamu sibuk mulu deh.”
“Kamu juga sibuk sama pendengar kamu, ntar telfon lagi ya.”
Mova cemberut, ia menaruh hpnya kedalam tas yang bergambar Teddy Bear. Mova mengambil headphone dan mendekatkan mulutnya ke mic.
“Oke balik lagi bareng gue Alissa Galliamova, saatnya kita baca request twitter.”
Mova menggerakan mouse komputernya, di klik mention.
“Ada request dari @Mas_Adit dikamar, request lagunya ME – inikah cinta. Salam juga buat Pecinta Merah dan Teddy Bear. Oke Mas Adit, ini lagu terakhir dari Mova di 4848fm, stay tune terus yah. See ya.” Ucap Mova.
Mova berdiri dan mengambil tasnya yang bergambar Teddy Bear. Ia lalu keluar ruang siaran dan menandatangani di papan.
“Mba Mova udah siarannya?” Tanya pria tadi.
“Udah kok.”
“Mau pulang? Dijemput?”
“Iya nih, tapi yang jemput gak bisa, gak pasti mulu dia, aku kebanyakan nuntut kali yah.”
“Cewek tuh gak nuntut banyak, cuma kepastian.”
Mova terdiam, ia tersenyum kecil.
“Kamu, kok... ngerti gitu kayaknya.” Tanya Mova.
“haha ibu saya kan perempuan, yaa jadi ngertilah hehe.”
“oke deh, duluan ya..”
Mova menuruni tangga dan meninggalkan pria itu.
*
“Kamu hari ini bisa jemput aku?” Tanya Mova di telepon genggam.
“Gak bisa, sibuk.” Balas suara dari Hp itu.
“Yaudah, gausah jemput aku lagi kalo gitu.”
Mova langsung mematikan Hpnya dan memakai kembali headphonenya.
“Heyho friends, sekarang kita masuk ke TELAM, Tema Malam, kita bahas mantan yuk, langsung aja mention ke twitter kita, @4848fm yuk.” Ucap Mova.
Mova meng-klik mention di layar komputernya, dan membaca tweet.
“Nah, ini ada dari @Mas_Adit lagi, katanya dia; Mantan mah gak perlu dilupain, gak perlu diinget juga. Wah @Mas_Adit juga bilang katanya; Jangan pernah kembali pada mantanmu, karena ia tak senidah dulu. Hem... @Mas_Adit kayaknya pengalaman deh yah, oke kita dengerin aja, Kahitna, Mantan terindah.”
Mova meng-klik lagu Kahitna, lalu masuk pria yang kemarin sambil membawa fotokopi.
“Tumben Mbak Mov TELAM kali ini mantan?” Tanya pria itu.
“Iya, lagi iseng.”
“Galau kok iseng sih Mbak Mov.”
“Jangan panggil aku Mbak Mov dong.”
“Terus apa? Neng Mop? Apa Teh Mop?”
“Suka – suka kamulah, itu skripnya?”
“Iya, mari, saya tinggal dulu.”
Pria itu langsung pergi dari ruang siaran. Mova membaca skrip untuk segmen selanjutnya.
Dari balik kaca ruangan siaran, pria itu menatap Mova dengan penuh harapan.
*
“Heyho friends, TELAM kali ini kita akan bahas pasangan ideal, menurut kalian kayak apa sih pasangan ideal itu? Ditunggu yah tweet kalian.” Ucap Mova.
Mova mengambil hpnya dan mengetik. Wajahnya terlihat cukup serius. Ia memperhatikan sekelilingnya, lalu menatap pintu studio. Tidak ada yang aneh, sama seperti kemarin, hanya saja tidak ada pria yang kemarin.
“Kak Mova, ini skripnya.” Ucap seorang perempuan, lebih muda dari Mova.
“Oh, ya taro aja, kok cewek ya?” Tanya Mova.
“Iya, saya baru. Mari, kak.”
Mova hanya mengangguk dan tersenyum. Ia lalu meng-klik mention di twitter.
“Nah, ini @Mas_Adit bilang, katanya pasangan ideal tuh yang selalu ada dekat buat kita, dan selalu dengerin kita. Maksudnya dengerin aku siaran nih Mas Adit? Cie cie... @Mas_Adit juga request lagunya Krisdayanti, Mencintaimu. Enjoy it.”
Mova melepas headphonne-nya dan keluar ruangan. Lantunan lagu Mencintaimu masih terdengar.
Mova berdiri di depan ruang siaran sambil memegang Hpnya. Ia celingukan melihat kiri dan kanannya. Dari dekat tangga, terdengar percakapan.
“Mas Adit.” Panggil seorang ibu-ibu.
“Ya, bu produser?” Jawab Mas Adit.
“Ah, jangan panggil gitu. Selamat, kamu sekarang bisa jadi penyiar di radio ini setelah proses magang.” Ucap ibu itu.
“Yang bener nih, Bu? Wah makasih banyak yah.” Balas Mas Adit.
“Jadi gimana, seneng bisa siaran sama Mova?”
“Hehehe.”
“Oke, selamat bergabung yah, Mas Adit.”
Ternyata nama lelaki yang beberapa hari ini mengantar skrip ke Mova bernama Adit, dengan sapaan Mas Adit. Saat ia berjalan, ia terhenti di depan Mova. Mova tersenyum, dan ia terdiam.
“Jadi, kamu si @Mas_Adit itu?” Tanya Mova.
“Iya, aku pecinta merah dan Teddy Bear.” Balas Mas Adit.
“Aku Mova.” Mova menjulurkan tangan, dan mereka berjabat tangan.
“Jadi, masih galau mantan dan cari pasangan ideal?” Tanya Mas Adit.
“Pasangan ideal kan selalu ada buat aku dan selalu dengerin aku.” Jawab Mova.
***