Aku mempunyai seorang teman, nama nya Reza, dia hidup bersama neneknya karena kedua orangtua nya broken home sudah 3 tahun yang lalu. Aku dan Reza hidup di sebuah desa kecil. Reza sudah putus sekolah semenjak di tinggal orang tua nya, karena keterbatasan dana yang tak cukup untuk membiayai sekolahnya. Kini Reza berumur 17 tahun, sepantaran dengan aku. Ya, bersyukur aku masih memiliki kedua orang tua dan juga perekonomian keluarga yang pas.
Suatu saat ketika Reza bermain ke rumah ku, aku mengajaknya menuju kamarku..
"Itu siapa dit?"
"Oh itu, itu Jessica Vania JKT48.." jawabku.
"Itu siapa kamu? Pacar kamu? Wah, cantik ya?" tanya Reza kepadaku
Karena memang Reza itu tidak mempunyai TV di rumah dan keterbatasan berita, dia memang tidak tau tentang JKT48.
"Ih.. Bukan Za, itu tuh member dari JKT48.." sangkalku
"Oh JKT48, ngomong-ngomong JKT48 itu apa ya?" tanya Reza lagi
Memang, Reza itu sangat polos. Seperti tidak punya dosa sama sekali. Tapi aku sebagai teman dan sebagai fans dari JKT48 memberitahunya.
"Itu tuh Za, idol grup di Indonesia. Sister grup nya AKB48 yang ada di Jepang. Nah JKT48 itu sister grup pertama yang ada di luar Jepang. Member nya cantik-cantik lo Za, pasti kamu suka deh.." jelasku.
"Oh.. Iya memang cantik Dit, terus ceritain lagi dong.." pinta Reza penasaran.
Akhirnya setelah aku bercerita panjang lebar kepada Reza, dan pada akhirnya Reza berkata..
“Aku suka sih JKT48, tapi apa daya.. Aku TV aja gak punya, gimana mau nonton? Apalagi ada theater JKT48 ya? Duit dari mana coba? Mungkin aku cuman bisa mendam rasa support ku di hati saja.." keluh Reza.
Aku merenung sejenak dan berfikir, benar juga apa yang dikatakan Reza. Namun aku juga setiap hari tetap memberikan informasi tentang JKT48 kepadanya. Tak jarang juga Reza aku ajak kerumahku menonton TV pada saat JKT48 perform di TV.
(***)
Sudah beberapa bulan berlalu, Reza tetap seperti yang dulu, tetap minder karena kurang nya sarana dan pengetahuan tentang JKT48. Namun suatu hari aku tanya kepada Reza..
"Za, kamu tahu oshi kan? Oshi mu siapa di JKT48?" Tanyaku.
"Dit.. Dit.. Aku aja makan susah kenapa harus milih oshi? Gimana juga aku harus support oshi ku nanti?" Jawab Reza.
Aku hanya bisa merenung sendiri. Sebenarnya aku juga tidak percaya kalau Reza tidak memiliki oshi di JKT48. Meskipun kondisinya memang sulit, tapi member yang paling dia sukai pasti tetap ada.
Suatu hari aku sempat mengintip Reza sedang merenung sendiri di sebuah bukit di belakang desa nya. Aku sempat menguping pada saat Reza sedang berbicara sendiri. Pikir ku mungkin Reza sedang ada masalah.
"Aku memang bukan orang kaya, bukan orang yang bisa melakukan apa saja yang kuinginkan. Tapi mempelajari kata-kata dan cerita dari Adit, aku berfikir bahwa mendukung idola itu bukan dari seberapa banyak uang yang kita miliki untuk menonton idol, namun cukup dari hati yang paling dalam untuk support idol. Toh lewat surat juga bisa. Satu hal yang tidak kuduga, ternyata aku juga sama seperti Adit. Aku suka Jessica Vania.. Gak tau kenapa, pada saat pertama kali di kamar Adit terpampang jelas poster Jessica Vania, ada sesuatu yang mendorongku untuk menyukai dia. Bahkan kini mendukungnya lebih dari sebelumnya.." celoteh Reza pada saat di bukit sendirian.
Aku langsung meneteskan air mata, karena ternyata begitu besar keinginan Reza untuk mendukung JKT48. Yang mayoritasnya orang kurang mampu, namun sadar akan besar nya support kepada JKT48.
(***)
Hari hari pun berlalu. Suatu saat ketika aku diajak oleh saudaraku berlibur ke Jakarta, tentulah aku sangat senang. Dan pada saat itu, dalam pikiran ku terlintas sebuah keinginan.
"Aku harus mengajak Reza, aku harus mempertemukan Reza dengan oshinya.." pikirku.
Pada hari itu juga aku kebetulan bertemu dengan Reza
"Za, aku punya kabar gembira buat kamu.."
"Apaan Dit?" tanya Reza dengan penasaran.
"Jadi gini, aku diajak saudara aku buat berlibur ke Jakarta. Nah, kebetulan juga kan disana tempatnya idola kita perform sehari-hari, dan disana juga waktu ada JKT48 main di Theater. Aku mau ngajak kamu ikut, kamu mau ya?" jelasku.
"Ah enggak ah Dit, uang dari mana juga aku. Kamu jangan meremehkan aku gitu dong.. Mentang-mentang kamu anak orang kaya terus seenaknya kamu ngerendahin aku gitu?" Jawab Reza.
"Bukan gitu Za maksud ku.. Gini deh, semuanya aku deh yang nanggung. Dari transportasi, makan, penginapan dan nonton theater, aku yang bayarin. Bukannya aku sombong Za, tapi ini kesempatan kita buat ketemu oshi kita.. Aku tahu oshi mu Jeje kan? Aku udah tahu semuanya, jadi kamu mau ya? Kita nonton bareng-bareng nanti disana.." Ajakku.
"Ini beneran Dit? Oke deh aku ikut, tapi aku jadi gak enak sama kamu.." Jawab Reza.
"Udahlah.. Anggap aja ini jadi balas budi ku ke kamu, karena kamu udah ngajarin aku bagaimana cara support yang tulus.." Jawabku.
Hari pun hampir mendekati hari H. Semua persiapan juga sudah aku dan Reza persiapkan, termasuk juga tiket theater JKT48 yang sudah mendapatkan email balasan dan tentunya tiket FAR.
Hari H pun telah tiba. Aku dan Reza langsung pergi ke Jakarta, tak lupa Aku dan Reza berpamitan kepada keluarga masing masing. Beberapa jam kemudian, Aku dan Reza sampai di Jakarta. Hari pertama kami beristirahat di rumah saudaraku. Kami tak sabar ingin berjumpa hari esok untuk bertemu dengan idola kami.
(***)
"Apakah aku ini mimpi? Apakah semua ini nyata? Tak kuduga besok adalah hari dimana aku bertemu para member dari JKT48. Dimana dulu aku sangat merasa mustahil bisa bertemu langsung dengan mereka. Tapi semua ini berkat Adit, dia lah yang mengajari aku dan membimbingku supaya mengerti apa itu JKT48. Dia memang sahabat yang sangat baik, aku bangga punya sahabat seperti dia.." batin Reza bahagia.
Hari yang ditunggu pun telah tiba. Aku dan Reza langsung bergegas menuju ke tempat di adakannya JKT48 theater. Aku dan Reza mendapatkan yang show malam. Setengah jam lagi theater pun akan dimulai, pastinya aku dan Reza sudah menukarkan email verifikasi dengan tiket theater. Dan akhirnya aku bersama Reza langsung masuk karena tiket far didahulukan untuk masuk kedalam theater. Kami langsung mengisi bangku yang paling depan.
Di dalam theater aku memandangi para member JKT48 sedang perform. Tak lupa juga aku memandangi Reza yang begitu tampak jelas sangat senang karena bisa melihat perform JKT48, apalagi hari itu juga Jeje juga perform. Reza terus memanggil nama "Jeje, Jeje, Jeje" dan Jeje pun juga membalas panggilan dari Reza dengan melambaikan tangan kepada Reza.
Tak terasa, theater pun telah usai. Di akhir theater diumumkan bahwa sebelum keluar dari gedung theater akan ada sesi 2-shoot, dan tentunya Aku sangat senang. Tapi Reza belum mengerti apa itu 2-shoot. Ketika aku dan Reza beranjak keluar dari stage, aku langsung 2-shoot dengan Jeje. Reza pun kaget, dan dia pasti berfikir padahal tidak boleh foto berdua bersama member, kok dia boleh dan lainnya juga boleh? Akhirnya aku menjelaskan kepada Reza 2-shoot itu apa. Benar saja, Reza 2-shoot dengan Jeje.
Dia sangat senang sekali. Dan setelah keluar dari gedung theater, Reza langsung memeluk aku dan menangis di hadapanku..
"Terimakasih Dit, kamu memang sahabatku yang paling baik. Coba bayangkan juga jika gak ada kamu, aku pasti sekarang gak tau apa-apa tentang JKT48.."
Aku hanya terdiam dan juga bangga pada dirinya. Karena aku tidak akan merasa sebahagia ini bila aku tidak mengenal Reza, ya mungkin. Dia yang secara tidak sengaja mengajariku cara mensupport idola dengan ketulusan. Bukan dengan kekayaan, tapi dengan ketulusan hati.
Mendukung idola itu bukan dari kalangan orang yang kaya saja, tetapi orang yang paling tidak mampu pun juga dapat mendukung idola. Seperti Reza, dia orang yang sangat tidak mampu, namun karena kuatnya kegigihan dan ketulusan hati untuk mensupport idolanya, ada saja jalan baginya untuk menonton JKT48 secara langsung. Walaupun dengan bantuan Adit, namun itu juga tidak begitu berarti.
“Karena seperti JKT48, Reza telah mendapatkan satu hal yang sama. Ya, kemauan yang keras akan membuka jalan bagi setiap orang untuk bisa mencapai keinginannya. Bukan hanya yang kita inginkan, tapi juga apa yang kita cita-citakan..”
~ END ~